Monday, May 27, 2013

JENIS-JENIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus

Setelah dilakukan beberapa deteksi tumbuh kembang di atas, orang tua maupun pendidik dapat mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan anak. 
Adabeberapa kategori anak berkebutuhan khusus yang dapat diindentifkasi. Adapun jenis kategori tersebut antara lain :
a. Anak dengan gangguan penglihatan (Tuna Netra)Tuna netra adalah gangguan daya penglihatan, berupa kebutaanmenyeluruh atau sbagian, dan walaupun mereka telah diberipertolongan alat bantu khusus mereka masih tetap mendapatPendidikan khusus.Kehilangan kemampuan penglihatan adalah suatu kondisidimana fungsi penglihatannya mengalami penurunan mulai dari derajatyang ringan hingga yang paling berat.
 Ada dua kategori besar yangtergolong dengan kehilangan kemampuan penglihatan yaitu:
1)Low vision yaitu, orang yang mengalami kesulitan untukmenyelesaikan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan penglihatannamun dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan menggunakan strategi pendukung penglihatan, melihat dari dekat, penggunaanalat-alat bantu dan juga modifikasi lingkungan sekitar.
2) Kebutaan yaitu, orang yang kehilangan kemampuan penglihatanatau hanya memiliki kemampuan untuk mengetahui adanya cahayaatau tidak.
Penyebab terjadinya kehilangan kemampuan penglihatan adalahkarena adanya permasalahan pada struktur atau fungsi dari mata.
Ciri-ciri Tuna Netra :Anak-anak dengan gangguan penglihatan dapat dietahui dengan cirri-ciri berikut- Tidak mampu melihat- Tidak mampu mengenali pada jarak 6 meter- Kerusakan nyata pada kedua bola mata- Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan- Mengalami kesulitan saat mengambil benda kecil di sekitarnya- Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering- Peradangan hebat pada kedua bola mata- Posisi mata sulit dikendalikan oleh syaraf otak, antara lain mata bergoyang-goyang terus

b. Anak dengan gangguan pendengaran ( Tuna Rungu )

Keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi /tingkatan baikringan, sedang, berat dan sangat berat yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Ketunarunguan ini dapat digolongkan dalamkurang dengar atau tuli.Gangguan pendengaran merupakan gangguan yang menghambatproses informasi bahasa melalui pendengaran, dengan maupun tanpa alatpengeras, bersifat permanen maupun sementara, yang mengganggu prosespembelajaran anak.
Penyebab gangguan pendengaran terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1) Faktor genetik. Pengaruh genetik dapat menyebabkan cacat tulang telingabagian tengah, sehingga mengakibatkan berkurangnya pendengaran.
2) Faktor lingkungan/pengalaman. Lingkungan yang mempengaruhipendengaran biasanya berupa serangan penyakit, misalnya campak,radang telinga, pemakaian obat-obatan,trauma suara terlalu keras. \
Anak dengan gangguan pendengaranBerdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi,
ketunarunguan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Ketunarunguan ringan, yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyidengan intensitas 20-40 dB (decibel, disingkat dB, ukuran untuk intensitas/tekananpada bunyi)). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara,mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
2. Ketunarunguan sedang, yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyidengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpamemperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalamsuasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).3. Ketunarunguan berat, yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyidengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bilamemperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normalpraktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantudengar.
4.Ketunarunguan parah , yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyidengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Percakapan normal tidak mungkinbaginya, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu, sangatbergantung pada komunikasi visual.Ciri-ciri Tuna Rungu :
1. Tidak mampu dengar
2. Terlambat perkembangan bahasa
3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
4. Kurang / tidak tanggap bila diajak bicara
5. Ucapan kata tidak jelas
6. Kualitas suara aneh/monoton.
7. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
8. Banyak perhatian terhadap getaran
9. Keluar nanah dari kedua telinga
10. Terdapat kelainan organis telinga

c. Anak retardasi mental( Tuna Garhita )

Adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawahintelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah dari 70. 
Tunagrahita dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok :
1. Kelompok mampu didik, IQ 68-782. Kelompok mampu latih, IQ 52-553. Kelompok mampu rawat, IQ 30-40Tunagrahita adalah kondisi kelainan/keterbelakangan mental, (retardasimental) atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu, yang disebabkan olehfungsi-fungsi kognitif yang sangat lemah. Adakalanya cacat mental dibarengi dengancacat fisik sehingga disebut cacat ganda . Misalnya, cacat intelegensi yang merekaalami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat pada mata), ada juga yangdisertai dengan gangguan pendengaran. 
Adanya cacat lain selain cacat intelegensi inilah yang menciptakan istilah lain untuk anak tunagrahita yakni cacat ganda.
American Association on Mental Retardation mendefinisikan anak dengan keterbelakang mental adalah anak-anak yang memilikifungsi intelektual di bawah rata-rata, terlihat memiliki kesulitan dalamperilaku adaptif yang dimunculkan melalui kesulitan membuat konsep,keterampilan sosial dan praktik perilaku adaptif dan terjadi padarentang usia perkembangannya yaitu di bawah 18 tahun. 
Penyebab terjadinya keterbelakangan mental ini terbagi atas:
1)Saat prenatal, biasanya dikarenakan adanya abnormalitas darikromosom. Contohnya adalahDown Syndrome, Fragile X Syndrome, Prader-Willi syndrome, Fetal alcohol syndrome,Phenylketonuria,infeksi yang disebabkan oleh virus Toxoplasmosis.
2)Saat Perinatal, biasanya terjadi selama atau seketika setelah anaklahir. Anak yang lahir prematur dengan berat badanlahir rendah,sangat kecil, kekurangan oksigen pada waktu lahir, penggunaanalat bantu sepertiforcep yang kurang tepat.
3)Post natal, bisa saja ketika selama kehamilan dan saat kelahirananak tidak mengalami gangguan apapun namun setelah itu anakterkena radang otak seperti encephalitis, keracunan timbal dangangguan lain yang menyebabkan kerusakan otakmaka kondisi inidapat menyebabkan terjadinya keterbelakangan mental pada anak.Ciri-ciri Tuna GrahitaPenampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besarTidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usiaPerkembangan bicara/bahasa terlambatTidak ada/kurang sekalai perhatiannya terhadap lingkungan (pandangankosong),Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)

d. Anak dengan kelainan fisik ( Tuna Daksa)

Merupakan gangguan fisik yang berkaitan dengan tulang, otot, sendi dan sistempersarafan, sehingga memerlukan pelayanan khusus. Salah satu contoh adalahCerebral Palsy. Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaanyang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dangangguan fungsi saraf lainnya. CP bukan merupakan penyakit dan tidak bersifatprogresif (semakin memburuk).CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat bayi masihberada dalam kandungan, proses persalinan berlangsung, bayi baru lahir, anakberumur kurang dari 5 tahun. Akan tetapi kebanyakan penyebabnya tidak diketahui.Sebagian lagi kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otaksebelum, selama dan segera setelah bayi lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadapCP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum ‘berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkanoksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.Gangguan ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar dangerakan halus dari seseorang. Gangguan ini bisa bersifat ringanhingga yang berat.Contoh Tuna Daksa lainnya adalah :1. Kelainan bawaan yang menyebabkan terjadinya telapak kakirata, jumlah anggota tubuh yang tidak lengkap atau berlebih.2. Penyakit seperti poliomyelitis, TBC tulang dll3.Penyebab lain seperti gangguan neurologis dan lingkungan,yang menyebabkan cerebral palsy, spina bifida, amputasi,retak atau terbakar).Cerebral palsy merupakan gangguanpada fisik yang cukup banyak dikenal orang. Jenis-jenis dariCerebral Palsy adalah: Anak dengan kelainan fisik / Tuna DaksaCiri-ciri Tuna Daksa
1. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
2. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
3. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil daribiasa,
4. Terdapat cacat pada alat gerak,
5. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
6. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal

e. Anak unggul dan berbakat istimewa ?

Definisi menurut IDEA adalah anak yang memiliki kemampuanyang melebihi dari kemampuan orang lain pada umumnya dan mampuuntuk menunjukkan hasil kerja yang sangat tinggi. Keberbakatan inidapat dilihat dari berbagai area seperti: kemampuan intelektual secaraumum, akademis yang khusus, berfikir kreatif, kepemimpinan, seni,dan psikomotor. Seorang anak dapat dikatakan berbakat apabila iamemiliki kemampuan yang diatas rata-rata, memiliki komitmentterhadap tugas yang tinggi dan juga kreatif.

f. Anak dengan hambatan berbicara dan bahasa

Menurut IDEA (Individuals with Disabilities Education Act ) tahun1997, gangguan ini mengacu pada gangguan komunikasi sepertigagap, gangguan artikulasi, gangguan bahasa, atau gangguan suarayang berdampak pada hasil pembelajaran seorang anak. 
Penyebab terjadinya gangguan bicara dan berbahasa pada anak dapat dilihatdari berbagai faktor yaitu:
1) Secara biologis, dimana masalah itu berkaitan dengan susunansaraf pusat atau struktur dan fungsi dari sistem lain di dalam tubuh.Misalkan: langit-langit mulut yang tidak sempurna, lidah yang tebaldan pendek
2) Lingkungan, dimana anak yang mengalami gangguan ini dikarenamendapat infeksi telinga yang berulang yang berakibat mengganggupendengarannya atau sampai membuat ketulian. Hal lain yang jugaberkontribusi adalah penelantaran dan perlakuan salah pada anak.



g. Anak berkesulitan belajar

Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang mengalamikesulitan belajar karena ada gangguan persepsi.
 Ada tiga bentuk kesulitanbelajar anak, yakni kesulitan di bidang matematika atau berhitung (diskalkulia),kesulitan membaca (disleksia), kesulitan berbahasa (disphasia), dan kesulitanmenulis (disgraphia). 
Anak kesulitan belajar juga kesulitan orientasi ruang danarah, misalnya sulit membedakan kiri-kanan, atas-bawah.Tanda-tanda disleksia, antara lain, tidak lancar atau ragu-ragu dalammembaca, membaca tanpa irama (monoton), dan kesulitan mengeja. Tanda-tanda disgraphia, misalnya, tulisan sangat jelek, terbalik-balik, dan seringmenghilangkan atau malah menambah huruf. Sedangkan, tanda-tandadiskalkulia, misalnya kesulitan memahami simbol matematika.
Penyebab terjadinya kesulitan belajar pada seorang anak adalah:
1) Faktor fisiologis, seperti kerusakan otak, keturunan, dan ketidakseimbangan proses kimia dalam tubuh.
2) Faktor lingkungan, gizi yang buruk, keracunan, kemiskinan.

h. Anak dengan Gangguan Spektrum Autis

Akhir-akhir ini jumlah anak yang mengalami gangguan spektrumautis mengalami peningkatan. Anak dengan gangguan spektrum autisadalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yangdimanifestasikan dalam hambatan komunikasi verbal dan non verbal,masalah pada interaksi sosial, gerakan yang berulang dan stereotip,sangat terganggu dengan perubahan dari suatu rutinitas, memberikanrespon yang yang tidak sesuai terhadap rangsangan sensoris.
Penyebab terjadinya gangguan spektrum autis dapat dibagi menjadi:
1) Faktor biologis, seperti DNA, multi genetik.
2) Faktor otak, adanya abnormalitas di otak kecil yang mengendalikankoordinasi motorik, kognisi dan keseimbangan. Bersamaan denganitu juga ada ditemukan abnormalitas di lobus frontal (yangmengendalikan fungsi sosial dan kognitif) dan lobus temporal (untukmemahami ekspresi muka, tanda-tanda sosial dan memori).
3) Faktor lingkungan, seperti penelantaran dari keluarga ternyata dapatmemperburuk kondisi dari anak dengan gangguan spektrum autis.

Ciri-ciri anak Autis :

1. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal maupun non verbal :- Terlambat bicara atau tidak dapat berkomunikasi- Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (bahasaPlanet)- Tidak mengerti dan tidak mengeluarkan kata-kata dalam konteks yang sesuai(Gangguan bahasa ekspresif dan reseptif)- Bicara tidak digunakan untuk komunikasi- Meniru atau membeo (ekolalia). Beberapa anak sangat pandai menirukannyanyian, nada maupun kata-katanya, tanpa mengerti artinya- Kadang bicaranya monoton (seperti robot)- Mimik datar.
2.. Gangguan dalam bidang interaksi sosial- menolak atau menghindar untuk bertatap mata- tidak menoleh bila dipanggil. Karena hal ini, sering diduga bahwa anakmengalami ketulian- merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk- tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain- bila ingin sesuatu, ia menarik tangan orang yang terdekat danmengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya- bila didekati untuk bermain justru menjauh- tidak berbagi kesenangan untuk orang lain.
3.. gangguan dalam bidang perilaku dan bermain :- umumnya ia seperti tidak mengerti cara bermain.- bermain sangat monoton, stereotipik- ada keterpakuan pada mainan atau benda-benda tertentu (sepertirod/sesuatu yang berputar)

METODE PEMBELAJARAN EFEKTIF

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
METODE DEBAT
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
METODE ROLE PLAYING
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
  1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
  2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
  3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
  4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  2. Berpikir dan bertindak kreatif.
  3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
  1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
  2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
  3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
  1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
  2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
  3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
  2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
  6. Kesimpulan guru.
  7. Penutup.
Kelebihan:
  1. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
  2. Setiap siswa mendapat peran.
  3. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
  1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
  2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
PICTURE AND PICTURE
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
  3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
  4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
  5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
  6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
  7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
  1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
  2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:
Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
NUMBERED HEADS TOGETHER
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
  5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
  6. Kesimpulan.
Kelebihan:
  • Setiap siswa menjadi siap semua.
  • Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
  • Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
  • Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
  1. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
  1. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
  1. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
  1. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
  1. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
METODE JIGSAW
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
  1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
  1. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
  1. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
  1. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
  1. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
MODEL STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
  2. Guru menyajikan pelajaran.
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
  5. Memberi evaluasi.
  6. Penutup.
Kelebihan:
  1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
  2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
  1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
  2. Membedakan siswa.
MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
  7. Kesimpulan.
Kebaikan:
  1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
  2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
  3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
  1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
  2. Memakan waktu yang lama.
MODEL LESSON STUDY
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
  1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
    1. Perencanaan.
    2. Praktek mengajar.
    3. Observasi.
    4. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
    5. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
    6. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
    7. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
    8. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
    9. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
-          Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
-          Dapat dilaksanakan antar/lintas sekolah